2011/11/22

Indonesia juara dengan banyak catatan

SEA Games ke-26 ditutup Selasa malam (22/11) di Jakabaring, Palembang, dengan upacara meriah dipimpin wakil Presiden Boediono.

Untuk pertama kalinya sejak Sea Games 1997 di Jakarta, Indonesia kembali menduduki tempat terhormat dengan gelar juara umum, setelah 1.582 atlet dan ofisial mempersembahkan 182 medali emas dari 37 cabang olahraga.

Target yang sebelumnya dibebankan Komite Nasional Olahraga Indonesia (KONI) hanya 155 medali.

Meski demikian KONI sudah melakukan evaluasi awal, terhadap sejumlah cabang olahraga yang justru mengalami defisit prestasi meski sudah dibebani target juara.

"Di cabang perahu naga kita tak dapat satu pun emas, padahal di Asian Games lalu kita justru juaranya," sesal Ketua KONI Rita Subowo, kepada wartawan BBC Indonesia, Dewi Safitri.

Menurut Rita, cabang perahu naga menjadi korban strategi induk organisasi yang justru memprioritaskan cabang dayung di nomor kayak dan kano, sehingga akhirnya medali-medali perahu naga diboyong kontingen Burma.

Prestasi turun di anggar

Sebab lain kekalahan telak di cabang ini, menurut Rita diduga terjadi karena absennya pemain veteran dan justru diturunkan pemain muda untuk cabang yang dikenal sebagai kekuatan Indonesia itu.

"Memang kali ini kita kalah, tapi ke depan setidaknya kita sudah punya bibit baru," bela Rita.

Penurunan prestasi lain terjadi di sejumlah cabang, termasuk anggar dan bowling. Meski demikian menurut wanita pertama ketua KONI di Indonesia itu, SEA Games kali ini juga menunjukkan pembinaan olahraga tanah air telah menghasilkan sejumlah bibit baru potensial.

"Tatiana (Jacquiline Wijaya) baru 16 tahun tapi sudah memenangkan nomor individual dan tim putri untuk golf, begitu juga (perenang) Gede Siman yang mendapat empat emas di SEA Games ini."

Cabang renang juga meloloskan empat atlet yang memenuhi syarat catatan waktu untuk dikirim ke arena olimpiade, London tahun depan.

"Di satu pihak atlet baru bermunculan, di pihak lain banyak cabang yang justru mengalami penurunan."

Prioritas olimpiade

Meski juara umum pada SEA Games kali ini, peluang Indonesia untuk memperbaiki peringkat di tingkat Asian Games maupun Olimpiade belum tentu meningkat.

Rita mengakui hal ini, karena masih banyak cabang yang dipertandingkan di SEA Games yang bersifat olahraga tradisional bukan mata lomba olimpiade.

Pertandingan vovinam

Cabang seperti vovinam dilombakan untuk mengakomodasi keinginan negara peserta.

"Kita harus menjadikan SEA Games ini (sebagai landasan) ke level yang lebih tinggi, karena itu memang maksud dan tujuan dilaksanakannya Sea Games," tegas Rita.

Komite Olimpiade Internasional (IOC) sudah banyak mengurangi cabang olahraga yang dipertandingkan di arena olimpiade, namun sebagian besar diantaranya masih dilombakan di tingkat Asian Games seperti baseball, biliar, binaraga, catur dan karate.

Sementara cabang-cabang baru seperti teknik olahraga bela diri khas Vietnam, vovinam, pencak silat dan muay, justru dipertahankan meski hanya dipertandingkan di arena SEA Games.

Cabang-cabang ini tetap dilombakan karena mengakomodasi keinginan negara anggota ASEAN yang menginginkan perolehan medali dari nomor-nomor tersebut.

Praktek semacam ini telah lama dikecam pengurus Komite Olimpiade Asia, yang menilai prestasi olahraga kawasan akan terus terhambat karena hanya mengejar gengsi prestasi olahraga tingkat regional.

SEA Games ke-27 akan dilangsungkan dua tahun mendatang di Burma.

sumber: http://www.bbc.co.uk/

No comments: